Sabtu, 06 Agustus 2016

Perpisahan adalah sebuah keharusan yang akan dihadapi oleh semua orang di muka bumi ini, tak pandang usia, status, kekayaan, jabatan dan juga tahta. Hal ini tentunya menjadikan kita harus selalu siap untuk menerima kenyataan itu karena bagaimanapun kata "PERPISAHAN" akan terasa sangat menyakitkan dan begitu banyak orang yang tak menyukai dengan kata "Perpisahan".

Namun tentunya kata perpisahan tidaklah hanya perpisahan karena adanya ajal, akan tetapi begitu banyak terjemahan pada kata perpisahan ini. Sebagai contohnya adalah perpisahan dari sebuah pertemuan, baik itu pertemuan secara singkat atau pertemuan yang begitu lama yang tentu hal itu menyimpan banyak kenangan-kenangan yang indah untuk diingat. Dan dalam kesempatan ini penulis akan memberikan contoh sederhana karya sastra Indonesia dalam bentuk puisi dengan tema "Perpisahan" yang diangkat dari perpisahan sekolah.



SENANDUNG RATAPAN HATI

Aku mulai berirama pada senandung ratapan hati
Bergerak perlahan meratap tersedu-sedu
Mulai bernyanyi pada kegelisahan hati
Alunannya mendayu mengharu di qolbu

Jemariku mulai bergerak menari diatas pipi
Membendung air mata yang mulai mengalirinya
Mataku telah tergenang berbinar
Pandanganku kabur dan kelopak pun segera memeluknya

Kini tiba saatnya dimana raung tangisan itu pecah
Kesedihan mulai merengkuh memeluk erat
Jemari yang biasa berpegang erat kini siap berpisah
senyum-senyum manis itu kini berubah seketika

Kita telah mengira sebelumnya bahwa saat ini kan menjelang
Dimana suara yang memekikan itu akan hilang
Tawa yang terlepas bebas akan sirna
Kita pun telah mengira itu semua

Tidaklah sedetik waktu
Tidaklah sepenggal kata
Tapi itu adalah masa, itu adalah ribuan untaian kata
Dimana kita bergerak merangkak berjalan berlari bersama

Tuhan......
Meski beban Guruku telah purna
Adalah mereka yang kami buat kesal dan menangis
Adalah mereka yang kami buat bermalam dengan keheningan
Saat mata yang lain terpejam dan mendengkur

Adalah mereka yang kadang kami benci
Meski Ia bagaikan pelita yang menerangi
Adalah mereka yang kami anggap tak mengerti
Adalah mereka yang kami anggap Ibu Peri Sini Gami

Tuhan......
Hari ini aku telah tenggelam, meratap iba tanpa daya
Lidahku terasa kelu, jemariku terasa kaku
Perlahan kucoba tuliskan sajak indah ini
Kepada mereka pahlawan pendidikan kami

Tuhan......
Di pintu itu pertama kali kami datang
Dan di rumah ini kami mulai berjuang
Pun di pintu itulah kan lalui tuk pulang
Pun di rumah inilah kan kami tinggalkan kenangan

Kawan......
Kini jeritan tangis mengiringi nafas yang tersengal
Terasa ada yang mengganjal menghalang nafas
Kita akan sepi dalam dekapan kesedihan
Kita akan menangis dalam dekap rindu yang terkikis

Kawan........
Untaian kata kita terlalu banyak
Torehan luka kita terlalu dalam 
Tapi itulah kehidupan menuju kedewasaan
Dibalik tabir itulah ada butiran hikmah yang bercahaya

Kawan.....
Aku tak sanggup melepaskan rengkuhan tangan indahmu
Aku tak berharap terbayang saat ini
Tapi inilah sebuah pesan kehidupan
Kita kan menjelang bingkai perpisahan

Bergegaslah berkemas
Usap dulu air mata itu
Tinggalkan senyum mu untuk ku
Aku....Akan....... Selalu....... Merindukanmu

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.