Selasa, 09 Agustus 2016

Hujan sore ini amatlah deras
Mengurungkan mentari mengintip dari balik persembunyian
Angin hilir menyapu daun kering kuning begitu mesra
Bumi basah sekujur raganya membekukan suasana

Tiada siapapun berdiri disekelilingku
Gelap tiada arak awan yang berusaha membuatku terjaga
Hingar bingar suara mobil menderu tanpa wujud
Bunyi klaksonnya juga riuh memecahkan suasana sunyi dibawah cahaya lampu jalanan

Aku mengayunkan kaki sendirian
Tertawa dalam tangis lalu terdiam
Serasa ada yang terjun bebas tak tertahankan dari himpitan kelopak mata ku
Aku terjerembab dalam lubang kesunyian dan terlena oleh suasana

Dalam dunia yang menamparku teramat keras ku rasa
Bulir hujan yang menyerbu tak mampu menyapu jejak kesakitan
Aku menangis seraya meratap dan bertanya
Bagaimana bisa aku sampai disini, sedang tujuanku tidak untuk disini?

Mungkin nafsuku yang membawaku hingga sampai disini
dan seluruh tubuhku mengiyakannya
Padahal aku hidup tidak untuk semua ini
Hingga aku terbungkam seribu bahasa

Memahami alur dunia yang terlalu ramai dengan hiasan noda
Begitulah aku mulai merajuk pada kesunyian
Menebar sejuta doa dari kejauhan
Pada desir angin yang berharap sejenak mampir menyusup dalam hijab

Yang menyadarkanku arti sebuah rencana yang begitu besar
Yang begitu besar dan rasa sesalku kini
Aku harusnya sadar akan semua itu
Merajut kembali puing-puing kehancuran

Menjadi sesuatu yang lebih bermakna

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.